Oya…berhubung dengan tulisan kemaren saya pengen berkomentar tentang si Butet ini.
Dulu di jaman orde baru dia adalah salah satu tokoh favorit saya karena berani mewakili kita untuk mengemukakan “KEBENARAN” di masa itu. Saat itu timing & Moment nya adalah pas ! tepat ! dan exelent ! Dan juga dia tokoh yang independent ( kala itu ).
Tapi kemaren ketika acara Deklarasi Damai PilPres 2009, ia sempat menjadi sorotan karena narasi yang ia sampaikan sebagai pengisi acara dari PDI-P.
Setelah di konfrontasi oleh TVOne ia mengaku itu adalah pesanan dan dia dibayar untuk itu. Ia juga mengkoreksi TVOne untuk tidak menyebut diri sebagai Budayawan, ia minta agar dirinya disebut “Pengecer Jasa Cangkem”
Pengecer = pedangang / penjual
Jasa = melakukan suatu kegiatan membantu dan dia diberi bayaran
Cangkem = mulut / omongan
Jadi…. si Butet itu kini bisa kita suruh omong apa aja asal harga yang ditawarkan dan disepakati cocok. Termasuk ngomong “kurang ajar” di hadapan Capres SBY-Boediono yang saat ini masih menjabat sebagai Presiden RI. Dia adalah seorang seniman, tapi menurut saya seniman seharusnya memiliki perasaan yang jauh lebih peka dari orang kebanyakan. Dia tidak seharusnya “menjual diri atau idialismenya” kepada siapa yang bayar.
Okay jika dia mau menempatkan diri sebagai pengawas pemerintah atau penyambung lidah rakyat. Itu fine fine aja. Tapi ingat ! Hasil pemilu belum ada.
Misal Mega dan PDI menang, dia akan jadi pemerintah kala itu. Kita belum tahu dan yakin bahwa Mega dan PDI akan bisa berbuat lebih baik dari pemerintahan saat ini. Jika ternyata lebih jelek ?
Nah inginkah si Butet mengkritik saat itu ? Padahal SAAT INI dia dibayar Mega dan PDI untuk mengkritik pemerintahan saat ini ( walaupun dengan saat yang kurang tepat dan cara yang tidak pantas ?? ) Jika iya , alangkah nistanya seorang Butet. Mana netralitas mu ?
Kini aku melihat Butet tidak masuk ke dalam daftar orang favorit ku lagi, dia tidak bisa menjaga netralitasnya dan harga diri sebagai seniman. Dia tak lebih sebagai pahlawan kesiangan yang berprilaku sama dengan para Caleg waktu kampanye kemaren, yang mendadak sontak berbicara atas nama rakyat. Semua mengaku pro rakyat…
Iwan Fals aja ketika ditanya kenapa tidak mencipta lagu bernada protes lagi seperti jaman dulu, menjawab bahwa saat ini telah terlalu banyak orang yang berbicara. Dan tidak jelas mana yang isi dari omongan itu yang benar.
Iwan Fals aku rasa orang yang tahu diri dan terhormat. Salah satu ciri orang yang bijaksana adalah tahu kapan musti membuka cangkemnya, terlepas dari apakah ia dibayar atau tidak untuk urusan cangkem ini.
Memang rasanya di Indonesia apapun bisa di beli yaa…asal kita punya cukup uang. Ingin rasanya punya uang banyak…untuk beli bibir istriku sehingga bisa disuruh bilang kalau aku adalah mahluk paling sexy se Indonesia… hua ha ha ha haaaa….
Posted by AMK using Window Live writer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda, mungkin bisa menjadi bahan diskusi yang bermanfaat. Terima Kasih :-)