Rabu, Januari 23, 2008

SOLUSI UNTUK PENYEBERANG JALAN DIPONOGORO...

Sebenarnya ide ini telah lama saya pikirkan , mungkin sekitar tahun 2001 ketika saya masih kuliah dulu .
Saya ingat kembali dan ingin menuangkannya melalui blog saya ini karena beberapa kali saya lihat ada warga masyarakat yang mengeluh melalui Koran Bali Post tentang betapa sulitnya menyeberang di areal Jalan Diponogoro – Denpasar .

Ini adalah sekedar masukan seorang warga kepada Pemkot Kota Denpasar , diterima ok , ngak juga ngak apa – apa .

Karena opsi pembuatan jembatan penyeberangan tidak mungkin dilakukan , karena alasan agama dan budaya local masyarakat Bali , saya mengusulkan membuat penyeberangan dengan system traficlight .
Dimana pengaktifannya dilakukan oleh orang yang akan menyeberang dengan memencet tombol aktifasi , sekali tombol ini dipencet maka akan memberikan waktu ( bisa diatur kemudian ) misalnya selama 40 detik – 60 detik kepada pejalan kaki untuk menyeberang.

Untuk mencegah orang iseng , selain menempatkan seorang petugas ( polisi ) yang tugasnya juga memantau pelanggaran terhadap rambu ini karena sama aja artinya melanggar rambu lalu lintas , maka diatur sedemikian rupa agar sekali tombol aktifasi penyeberangan dipencet maka tombol ini akan aktif kembali , katakanlah 5 menit kemudian . Untuk penentuan waktu – waktu aktifasi ini tentu diperlukan kajian ilmiah bidang ilmu terkait terhadap volume atau kapasitas lalulintas yang terjadi .

Nah jika demikian , maka bisa dibuatkan paling tidak sepanjang jalan Diponogoro – Denpasar itu sebanyak 3 titik penyeberangan , misalkan di depan Mall Ramayana dan di utaranya lagi 2 titik ( diaturlah biar manis ). Jadi orang nyeberang ngak perlu pertaruhkan nyawa lagi . Mudah – mudahan …

Tapi setelah saya renungkan , sebenarnya pembuatan jembatan penyeberangan masih memungkinkan kok !
Buat aja jembatan yang bisa memutar ( membagi jembatan itu menjadi dua ) , jadi jika pada hari – hari keagamaan tertentu bila diperlukan maka jembatan ini bisa diputar secara parallel ke kiri dan kanan . Tentu konstruksi ini akan memakan biaya lebih besar dari usulan saya tadi di atas , tapi khan tidak ada salahnya mencoba usulan saya ini , karena relative memerlukan biaya yang lebih sedikit dibanding jembatan putar tadi .

Nah kalau tidak terbukti efektif , anggaran yang dikeluarkan tidak akan terbuang percuma terlalu banyak , dan kemudian kita bisa pikirkan cara yang lain yang lebih efektif !!

Gimana Pemkot Kota Denpasar ?? Setuju …
Atau ada pembaca blog yang punya usulan lebih baik ? Kita tunggu ….

Yang Anda Cari ADA DI SINI ?

TAHUKAH ANDA ?!

This Day in History

Quote of the Day